Postingan Terunggul Hari Ini

4 Pilihan Dalam Berkehidupan

4 pilihan dalam berkehidupan : Ada 4 Pilihan dalam berkehidupan, kamu bisa pilih salah satunya, atau lebih dari itu : 1. Dengan kedudukan Ja...

Part 2 : LIMA ANAK YANG SELAMAT

Hanya membutuhkan waktu tidak lebih dari satu hari saja, seluruh manusia telah berubah menjadi batu, seluruh aktivitas di bumi terhenti. Bumi sudah gelap gulita. Diantara bermilyar-milyar manusia di bumi, hanya ada lima anak yang selamat dan tidak berubah menjadi batu. Mereka diselamatkan oleh kucing tua bernama Jerolin. Lima anak yang selamat itu dibawa ke tempatnya yaitu di dasar sebuah danau tepatnya di dalam tempurung kura-kura raksasa. 



“Dimana ini..?” Seorang anak laki-laki berumur 15 tahunan kebingungan, pandangannya beredar ke langit-langit. Beberapa detik kemudian ketika ia kebingungan, secara ajaib datang 2 orang anak laki-laki yang seumuran dengannya dan 2 orang anak perempuan seumuran dengannya pula tepat di samping, dia terperanjat kaget, tak bisa berkomentar.


“Di-mana... Dimana ini...?” 4 Anak itu bertanya atas dasar kebingungan serupa. Astaga, kenapa aku ada disini? Apa yang telah terjadi? pikiran mereka mencoba mencerna.


Inilah awal perjalanan mereka.


Ketika kebingungan-kebingungan akan keberadaan mereka itu, datanglah seekor kucing tua dengan jenggot putih di hadapan mereka lantas secara ajaib berubah menjadi kakek tua renta dengan jenggot putih panjang, tersenyum ramah menyambut kedatangan mereka. Mereka terkejut bukan main, mata mereka membesar. Hei, ada kucing yang bisa berubah menjadi manusia? Benar-benar aneh, bagaimana mungkin?


Padahal tanpa mereka sadari, inilah awal keajaiban-keajaiban di luar logika akan menyelimuti kehidupan mereka ke depannya, mereka adalah lima anak yang telah ditakdirkan untuk menyelamatkan bumi.


“Selamat datang anak-anak..” Kakek tua itu berkata lembut duduk di hadapan mereka, tentu saja mereka belum mengerti apa yang sebenarnya telah terjadi ini, dimana ini? Siapa pula kakek tua di hadapan kami ini? Belum ada yang berkomentar, mereka masih shock akan semua itu.


“Tak usah takut anak-anak, kakek akan menjelaskan semuanya, silahkan kalian duduk terlebih dahulu...” Kakek itu mempersilahkan, lekukan bibir tuanya tak pernah hilang. Wajahnya begitu ramah, tenang dan damai. Rambut panjang putihnya terurai, dengan baju putih panjang sampai ke kaki. Walaupun mereka masih bingung, mereka menuruti, duduk dengan gemetaran.


“Bumi kalian telah diserang oleh Kingkong berkepala tiga yang bernama Gavin. Kalian pasti bingung dengan semua ini, bukan? Pasti kalian pikir bahwa semua ini hanyalah mimpi buruk... Namun, hal yang pasti, semua ini bukan mimpi dan kalian benar-benar termasuk dalam kondisi buruk ini.” Kakek itu menjelaskan dengan santai.


“Jujur aku sangat tidak mengerti dengan semua ini, namun sebelumnya aku memang melihat ada banyak monyet-monyet berkeliaran di rumah kami. Ibuku berubah menjadi batu setelah monyet itu meletakkan sesuatu ke kening ibu, aku sangat panik dan berusaha mencari bantuan. Ternyata di luar semua orang juga sudah menjadi batu. Hingga tiba-tiba kucing tua terlihat dan secara tidak dimengerti aku sudah berada disini.” Salah seorang diantara mereka angkat bicara. Menelan ludah. Yang lainnya mengangguk, itu juga terjadi pada mereka semua.


“Itulah yang ingin kakek jelaskan disini.. Pertama-tama bolehkah kakek tahu nama-nama kalian?” Mata kakek melihat satu-persatu wajah mereka.


“Aku Feri.” Anak laki-laki yang berambut tegak memperkenalkan diri.


“Aku Vera.” Anak perempuan berambut sepanjang bahu juga memperkenalkan diri.


“Aku Ling-Ling.” Beralih ke anak perempuan bermata sipit dan berambut kepang dua. Bersuara halus.


“Aku Kosmo..” Anak laki-laki gendut berkata, pandanganya masih beredar ke langit-langit ruangan, tak mengerti dengan semua ini.


“Aku Andet.” Anak laki-laki berkulit putih dan berambut panjang berkata datar.


“Andet? Nama macam apa itu? Jelek sekal..” Kosmo setelah mendengar nama itu langsung berkomentar.


Andet melirik sejenak ke arah Kosmo, tak menghiraukan. “Hei sebenarnya aku tidak mengerti dengan semua ini, siapa kalian semua dan dimana aku?” Dia meninggikan suara.


“Haiyaa.. Aku juga tidak mengerti di mana ini? Mama.. Papa.. Mereka 

dalam bahaya.” Ling-ling ikut berkomentar, kedua mata bening sipitnya tak kuat menahan embun yang menggumpal, air mata mengalir ke wajah.


“Aku kakek Jerolin. Dan ini adalah tempat kakek, kalian tidak usah takut, disini aman..” Kakek tua memperkenalkan diri, mengelus jenggot putih. “Akan kakek jelaskan apa yang sebenarnya terjadi..


“Dahulu ada seorang manusia yang mempunyai kekuatan bisa bicara dengan hewan, namanya adalah Meara. Kekuatan itu muncul berkat bintang- bintang kecil berwarna-warni buatannya. Aku dan Gavin merupakan salah satu hewan yang paling ia sayangi, dulunya aku adalah kucing biasa, dan Gavin adalah gorilla biasa. Meara adalah wanita yang begitu baik. Sebenarnya ada satu hewan lagi yang menjadi kesayangan Meara. Tapi aku tidak bisa mengatakan yang satu itu.


“Dengan Bintang putih kecil dia meletakkannya di keningku dan lantas kakek bisa bicara dengannya dan mengerti apa perkataanya, aku juga bisa menyelam sekaligus bernapas di dalam air dan berubah menjadi manusia.


“Sedangkan di kening Gavin diletakkannya bintang transparan, lalu ia berubah menjadi gorilla tangguh dan muncullah 3 kepala. Awalnya Gavin adalah hewan baik. Namun, setelah beberapa waktu berjalan, di benaknya muncul niat- niat jahat, dia ingin menguasai bumi dan ingin menjadikan seluruh manusia menjadi gorilla. Untuk melakukan itu semua ia butuh bintang hitam yang ada di kening Meara, agar dia bisa menggunakan kekuatan bintang hitam itu. 


“Rencana itu akhirnya diketahui oleh Meara, karena dipastikan dia tidak akan mampu melawan Gavin, Meara sengaja menghancurkan bintang hitam di keningnya. Tapi dengan hancurnya bintang hitam itu, diapun meninggal, bintang hitam itu terbagi menjadi 5 keping dan tidak tahu dimana keberadaanya sekarang.


“Sebelum meninggal, Meara mengatakan kalau kepingan bintang hitam tersebut akan berubah menjadi 5 makhluk yang aku tidak tahu makhluk apa itu, nanti kakek akan cari tahu makhluk apa saja mereka. Dia berpesan agar semua makhluk itu harus dikalahkan jika ingin mendapatkan kepingan bintangnya, kepingan bintang hitam itu bisa digunakan untuk mengalahkan Gavin, yaitu dengan menempelkannya di kening Gavin. Dia juga menyebarkan 5 bintang berbeda warna, yaitu merah, kuning, hijau, biru, coklat ke sembarang arah. Meara mengatakan kalau bintang itu akan menempel di sebuah janin, dan merekalah yang akan mampu melawan Gavin serta makhluk-makhluk itu. Sekarang sudah dipastikan bahwa kalianlah orangnya.”


5 anak itu masih belum mengerti. Omong kosong apa itu? Mana mungkin ada hal-hal aneh semacam itu? Namun, faktanya mereka tidak bisa menolak, hal-hal aneh sudah mereka saksikan sendiri, dunia sudah menjadi gelap dan semua orang sudah menjadi batu. 


“Bagaimana mungkin kami bisa terpilih? lagi pula apa yang bisa meyakinkan bahwa kami adalah janin yang sudah ditempelkan bintang itu?” Feri bertanya, disetujui dengan anggukan yang lainnya.


“Terlihat ketika kalian tidak menjadi batu saat monyet-monyet itu menempelkan bintang hitam di kening kalian.”


“Tunggu sebentar, bukankah kakek barusan mengatakan kalau bintang hitam itu sudah dihancurkan? Lantas kenapa monyet-monyet itu mempunyai bintang hitam di tangan mereka?” Vera memotong. 


“Bintang hitam itu adalah buatan Gavin, dia juga bisa berubah menjadi manusia. Setelah Meara meninggal, dia memisahkan diri dan menurut kabar yang aku ketahui, dia membuat bintang hitam. Namun, bintang hitam itu tidak sama dengan buatan Meara. Meskipun begitu, bintang hitam itu tetap ada gunanya, bintang hitam itu akan berefek pada hewan dan menjadikan hewan apapun menjadi monyet untuk mengikuti perintahnya. Sedangkan pada manusia, bintang hitam itu akan berefek menjadi batu.


“Dengarkan, kalian hanya butuh waktu 1 bulan. Efek hitam pada batu itu akan membunuh manusia secara perlahan, dan hingga waktunya tiba , roh manusia akan dihisap oleh Patung gorilla raksasa tersebut. Mereka sekarang tengah membuat gorilla raksasa itu, kalau kalian terlambat, maka bumi akan benar-benar dikuasai oleh Gavin.” Sekarang wajah kakek tua itu berubah serius.


Meskipun belum mengerti, mereka semua takut jika hal tersebut terjadi.


“Lantas apa yang mesti kami lakukan?” Kosmo membuka pertanyaan.


“Ikuti aku...” Kakek Tua itu kembali menjadi kucing. Berjalan.

.

Bersambung...

Silahkan Masukkan Email anda Untuk Update Fakta Lainnya:

0 Response to "Part 2 : LIMA ANAK YANG SELAMAT"

Post a Comment

Tolong Jangan Melakukan SPAM ya.
KOMENTARLAH SESUAI ARTIKEL DI ATAS :)

TERIMA KASIH
ADMIN
INDRA SAPUTRA